17.48
Rosullullah & pengemis
DKM Al-Hadi SMPN 1 Bogor
Rasulullah dan Pengemis
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya
selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku,
jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu
tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak
mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari
sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah
anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah
SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan
kekasihku yang belum aku kerjakan?". Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah,
engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya
pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja". Apakah Itu?", tanya
Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan
membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana",
kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si
pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?". Abubakar RA menjawab,
"Aku orang yang biasa." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa
mendatangiku", bantah si pengemis buta itu. "Apabila ia datang kepadaku
tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang
yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu
dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu
melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku
adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia
adalah Muhammad Rasulullah SAW". Seketika itu juga pengemis itu pun
menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah
demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi,
ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di
hadapan Abubakar RA, dan saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah
ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani
beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit
demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulmu...
Wassalamu'alaikum..wr..wb
yaF
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya
selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku,
jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu
tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak
mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari
sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah
anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah
SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan
kekasihku yang belum aku kerjakan?". Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah,
engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya
pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja". Apakah Itu?", tanya
Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan
membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana",
kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si
pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?". Abubakar RA menjawab,
"Aku orang yang biasa." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa
mendatangiku", bantah si pengemis buta itu. "Apabila ia datang kepadaku
tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang
yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu
dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu
melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku
adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia
adalah Muhammad Rasulullah SAW". Seketika itu juga pengemis itu pun
menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah
demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi,
ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di
hadapan Abubakar RA, dan saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah
ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani
beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit
demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulmu...
Wassalamu'alaikum..wr..wb
yaF
0 Responses to "Rosullullah & pengemis"

Posting Komentar